Selasa, 17 Desember 2013

NGENALI PUNAKAWAN


         Siapa yang tidak tahu dengan wayang ‘Punakawan’ empat sekawan yang terdari dari semar, gareng, petruk, dan bagong ini. Tokoh punakawan sangat terkenal di daerah Jawa khususnya, tidak hanya jawa tengah, jawa barat bahkan bali mempunyai versi punakawan masing-masing.
        Dalam pewayangan Sunda (Jawa Barat), punakawan disana lebih dikenal dengan wayang golek. Yang tokohnya terdiri dari Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng. Namun, ditokoh punakawan sunda yang lebih di unggulkan yaitu Cepot.

       Dalam pewayangan Bali, ada empat karakter utama punakawan yang memiliki banyak kemiripan dengan punakwan Jawa. Yang terdiri dari Tualen, Merdah, Sangut, dan Delem. Keempatnya mewakili sikap umat manusia yang diklasifikasikan ke dalam empat gambaran umum.


 

Dan dalam wilayah Jawa Tengah yang kita kenal selama ini terdiri dari : Semar, Gareng , Petruk , dan Bagong.

       Semar disini memiliki bentuk fisik yang sangat unik, merupakan simbolisasi berbagai dualisme di jagat raya ini. Tubuhnya yang bulat merupakan simbol dari bumi, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya. Semar dilukiskan selalu tersenyum tapi matanya selalu sembab dan mengeluarkan air mata. Penggambaran ini adalah simbol dualisme suka dan duka yang menyertai manusia. Wajah Semar yang terlihat tua tapi potongan rambutnya bergaya kuncung seperti anak kecil. Ini sebagai simbol tua dan muda. Ia berkelamin laki-laki tapi memiliki payudara seperti perempuan. Ini merupakan simbol maskulinitas dan feminitas. Semuanya dapat ditafsirkan bahwa Semar adalah simbol manunggalnya bawahan dan atasan, manunggalnya yang profan dan yang sakral manunggaling kawula lan gusti.
       Gareng sebenarnya adalah Nala Gareng. tapi, masayarakat luas lebih mengenalnya dengan nama Gareng. Gareng adalah punakawan yang berkaki pincang. Hal ini merupakan sebuah sanepa atau simbolisasi dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu berhati-hati dalam bertindak. Selain itu, cact fisik Gareng yang lain adalah tangan yang ciker atau patah. Ini adalah sanepa bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak miliki orang lain.
      Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa yang cukup dikenal karena penggambaran hidungnya yang sangat mancung. Di tanah Pasudan, Petruk lebih dikenal dengan nama Dawala atau Udel. Menurut pedalangan, Petruk adalah anak pendeta raksasa di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara. Sebelumnya, ia bernama Bambang Panyukilan. Ia gemar bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah laku, dan senang berkelahi.
     Bagong adalah nama bungsu Semar. Tokoh bagong disini dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang mengundang kelucuan. Tubuhnya bulat, matanya lebar, bibirnya tebal dan terkesan memble. Gaya bicara Bagong yang terkesan semaunya sendiri. Dibandingkan dengan ketiga punakawan lainnya. Maka Bagong adalah sosok yang paling lugu dan kurang mengerti tata krama.
                                                     ( Semar, Gareng, Petruk dan Bagong )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar