TOKOH-TOKOH PANDAWA 5
Kelima
orang Pandawa itu adalah :
A. Yudhistira/Puntadewa
B. Bima/Wrekudara
C. Arjuna
D. Nakula
E. Sadewa
Pandawa dianggap musuh oleh para Kurawa
(anak-anak Destarata). Dalam berbagai mata pelajaran Pandawa selalu lebih
unggul daripada para Kurawa. Pada ilmu kesastraan dan ketatanegaraan, misalnya,
Puntadewa selalu lebih unggul. Soal adu tenaga dan keterampilan memainkan gada,
Bima tidak tertandingi. Sedangkan dalam keterampilan memainkan panah dan
pedang, Arjuna paling jago. Nakula dan Sadewa pada waktu itu masih kecil, belum
banyak berperan. Di antara Pandawa dan Kurawa, Bima adalah anak yang paling
besar tubuhnya dan paling kuat tenaganya. Di hari tuanya, kelima Pandawa
menyongsong saat kematiannya dengan sadar. Mereka mendaki Gunung Himalaya untuk
menyongsong ajal, diikuti oleh seekor anjing berbulu putih. Yang pertama
dijemput oleh Batara Yamadipati, dewa kematian adalah Dewi Drupadi (istri para
Pandawa). Setelah itu Sadewa, kemudian Nakula,
Arjuna,
dan Bima. Puntadewa tidak menemui ajalnya. Sampai perjalanannya mencapai pintu
surga, ia dijemput oleh Batara Endra. Namun sewaktu Batara Endra melarang
seekor anjing putih yang hendak masuk, Puntadewa menolak ajakan Batara Endra
masuk ke surga, katanya: “Jikalau sorga tidak menghargai kesetiaan, meskipun
kesetiaan itu diperlihatkan oleh seekor anjing, sebaiknya hamba tidak usah
masuk ke sorga yang demikian”.

Seketika
itu juga anjing tersebut berubah ujud menjadi Batara Dharma, ayah Puntadewa
yang sebenarnya. Dalam pewayangan, Semar dan anak-anaknya amat dominan dalam
mengasuh para Pandawa. Banyak lakon-lakon pewayangan yang mengisahkan
kemenangan para Pandawa, karena mereka mendengarkan nasihat dan petuah Ki Lurah
Semar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar