
Ketika sebuah konsonan kosong muncul di tengah
kalimat, tanda baca pangkon tidak digunakan. Namun huruf setelah konsonan
kosong tersebut berubah menjadi bentuk subskrip yang disebut pasangan. Setiap
huruf konsonan Jawa memiliki pasangan, dengan bentuk dan penataan yang beragam.
Namun umumnya, pasangan berada dibawah garis penulisan dan memiliki bentuk yang
berbeda dari konsonan dasarnya. Huruf “ha” dapat merepresentasikan
vokal kosong, yang digunakan dengan tanda baca untuk membentuk huruf vokal
independen.
Terdapat dua macam tanda baca
konsonan, yaitu tanda baca pengakhir konsonan (sandhangan panyigeging wanda)
dan tanda baca penyisip konsonan (sandhangan wyanjana).

Aksara jawa, yaitu hanacaraka atau carakan adalah aksara
turunan aksara brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan
naskah-naskah berbahasa jawa, bahasa makasar,bahasa sunda,bahasa sasak. Bentuk aksara jawa yang sekarang sudah
tetap sejak masa kesultanan mataram (abad 17) tetapi bentuk cetaknya baru
muncul pada abad 19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara kawi yang digunakan
sekitar abad ke-8 sampai abad ke-16.
Untuk menulis aksara jawa, digunakan 20 konsonan dasar
yang disebut sebagai aksara nglegena - See more at: http://belajarbersamabloggerklaten.blogspot.com/2013/06/mengenal-aksara-jawa.html#sthash.voNtkpLg.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar