Senin, 23 Desember 2013

NGENAL HURUF JAWA

 
      Aksara jawa, yaitu hanacaraka atau carakan adalah aksara turunan aksara brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa jawa, bahasa makasar,bahasa  sunda,bahasa  sasak. Bentuk aksara jawa yang sekarang sudah tetap sejak masa kesultanan mataram (abad 17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad 19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara kawi yang digunakan sekitar abad ke-8 sampai abad ke-16.Untuk menulis aksara jawa, digunakan 20 konsonan dasar yang disebut sebagai aksara nglegena.

Ketika sebuah konsonan kosong muncul di tengah kalimat, tanda baca pangkon tidak digunakan. Namun huruf setelah konsonan kosong tersebut berubah menjadi bentuk subskrip yang disebut pasangan. Setiap huruf konsonan Jawa memiliki pasangan, dengan bentuk dan penataan yang beragam. Namun umumnya, pasangan berada dibawah garis penulisan dan memiliki bentuk yang berbeda dari konsonan dasarnya. Huruf “ha” dapat merepresentasikan vokal kosong, yang digunakan dengan tanda baca untuk membentuk huruf vokal independen.  

Terdapat dua macam tanda baca konsonan, yaitu tanda baca pengakhir konsonan (sandhangan panyigeging wanda) dan tanda baca penyisip konsonan (sandhangan wyanjana).



 


Aksara jawa, yaitu hanacaraka atau carakan adalah aksara turunan aksara brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa jawa, bahasa makasar,bahasa  sunda,bahasa  sasak. Bentuk aksara jawa yang sekarang sudah tetap sejak masa kesultanan mataram (abad 17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad 19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara kawi yang digunakan sekitar abad ke-8 sampai abad ke-16.
Untuk menulis aksara jawa, digunakan 20 konsonan dasar yang disebut sebagai aksara nglegena - See more at: http://belajarbersamabloggerklaten.blogspot.com/2013/06/mengenal-aksara-jawa.html#sthash.voNtkpLg.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar